Aswaja Network pertama kali dibentuk pada tahun 2008 sebagai wadah bagi komunitas blogger Islami berakidah ahlu sunnah wal jamaah. Bergerak dalam bidang menyebarkan dakwah Rasulullah SAW khususnya dalam bentuk tulisan yang diterbitkan ke berbagai situs internet. Selain menulis komunitas blogger Aswaja Network juga aktif menyuarakan akidah ahlu sunnah wal jamaah dalam berbagai milis maupun forum internet.

Dalam perjalananya Aswaja Network tidak lepas daripada bimbingan para ulama yang turut berperan besar dalam perkembangan Aswaja Network. Mereka diantaranya yang paling memberikan pengaruh besar adalah:

Habib Munzir bin Fuad Al Musawa

Kelahiran

Habib Munzir bin Fuad al-Musawa atau yang lebih dikenal dengan Munzir al-Musawa atau Munzir merupakan pimpinan dari Majelis Rasulullah yang mana dakwahnya menjangkau ke berbagai wilayah di Indonesia. Beliau lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, pada tanggal 23 Februari 1973. Beliau merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Fuad bin Abdurrahman al-Musawa dan Rahmah binti Hasim al-Musawa.

Habib Munzir bin Fuad al-Musawa menghabiskan masa kecilnya di daerah Cipanas, Jawa Barat bersama dengan ketiga saudaranya yang lain, yaitu Ramzi, Nabiel al-Musawa, serta Lulu Musawa.

Pendidikan

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas, Habib Munzir bin Fuad al-Musawa melanjutkan pendidikannya dengan mendalami Ilmu Syari’ah Islam di Ma’had Assaqafah Al-Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri, Jakarta-Selatan. Kemudian beliau juga mengambil kursus Bahasa Arab di LPBA Assalafy Jakarta Timur.

Beliau kemudian kembali lagi memperdalam Ilmu Syari’ah Islam di Ma’had al-Khairat, Bekasi Timur, yang dipimpin oleh Habib Naqib bin Muhammad bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Beliau banyak menimba ilmu di sana hingga akhirnya beliau kenal dengan Habib Umar bin Hafidz. Kemudian beliau kembali melanjutkan pendidikan ke Ma’had Darul Musthafa di pesantren Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim di Tarim, Hadhramaut, Yaman pada tahun 1994 untuk mendalami bidang syari’ah selama empat tahun.

Di Ma’had Darul Musthafa inilah Habib Munzir bin Fuad al-Musawa mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu Tafsir al-Qur’an, Ilmu Hadits, Ilmu Sejarah, Ilmu Tauhid, Ilmu Tasawuf, Mahabbaturrasul, Ilmu Dakwah, dan Ilmu Syari’ah lainnya.

Perjalanan Dakwah

Habib Munzir bin Fuad al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998 dan memulai dakwahnya dengan berkunjung ke rumah-rumah warga. Beliau duduk dan berinteraksi dengan mereka, memberikan jalan keluar terhadap segala macam permasalahan. Hingga akhirnya atas permintaan mereka, maka mulailah beliau membuka sebuah majelis dengan jumlah jamaah awal sebanyak enam orang. Beliau terus melanjutkan dakwahnya dengan menyebarkan cinta dan kasih sayang Allah swt. yang menyejukkan hati jamaahnya.

Dalam berdakwah beliau juga tidak mencampuri dunia politik sedikit pun. Beliau selalu mengajarkan terkait dengan tujuan utama penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah bukan berarti harus duduk dan berdzikir seharian penuh tanpa bekerja, tetapi justru mewarnai setiap gerak gerik tersebut dengan kehidupan yang nabawiy.

Wafat

Habib Munzir bin Fuad al-Musawa tutup usia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), pada hari Minggu, 15 September 2013 sekitar pukul 15.30 WIB, pada usia ke 40 tahun. Kabar duka tersebut disampaikan oleh sang kakak, Habib Nabiel al-Musawa melalui akun twitter.

Beliau merupakan sosok ulama yang sederhana dan sangat dicintai oleh jamaahnya. Ketika awal-awal berdakwah, beliau kerap naik angkutan umum dan bahkan juga pernah tidur di emperan toko.

Habib Munzir Al-Musawa dan Aswaja.Net

Aswaja.net mengambil bagian dalam kumpulan 100 orang pria/wanita pejuang dakwah dunia maya yang berada di bawah arahan dari Habib Munzir bin Fuad al-Musawa yang mendapatkan restu langsung dari guru beliau, yaitu Habib Umar bin Salim bin Hafidz. Aswaja.net secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam berbagai kegiatan dakwah ulama Ahlus Sunah wal Jama’ah, baik habaib maupun masyayikh, khususnya murid-murid guru mulia Habib Umar bin Salim bin Hafidz.

Aswaja.net kemudian juga bekerja sama dengan Majelis Rasulullah pimpinan Habib Munzir al-Musawa dalam menyediakan infrastruktur server radio streaming. Melalui radio streaming inilah pengajian rutin senin malam Majelis Rasulullah di Masjid al-Munawar Pancoran disiarkan melalui internet ke seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia. Siaran tersebut juga kemudian di-relay oleh beberapa stasiun radio di berbagai kota di Indonesia, salah satunya adalah radio Madinatussalam 90.9 FM Banjarmasin.

Pada tahun 2010, Aswaja.net diberikan kepercayaan oleh Majelis Rasulullah untuk pertama kalinya menyiarkan Tabligh Akbar Habib Umar bin Salim bin Hafidz langsung dari Lapangan Monas dan Halaman GBK, Jakarta, dikarenakan pada saat itu masih belum ada live streaming melalui media sosial seperti Youtube, Facebook, dan sebagainya. Olehs sebab itulah, akhirnya Aswaja.net membuat server video streaming sendiri dengan bantuan koneksi internet dan infrastuktur server dari PT. Maxindo Jakarta.

Siaran tersebutlah yang kemudian menjadi pembuka untuk siaran video streaming majelis rutin yang diadakan oleh Majelis Rasulullah selanjutnya. Hingga akhirnya siaran majelis melalui live streaming pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Berbagai majelis dan pondok pesantren di wilayah Indonesia, khususnya di pulau Jawa, banyak yang mulai memanfaatkan kemudahan tersebut.

Kerjasama antara Aswaja.net dengan Majelis Rasulullah Pusat, khususnya dalam bidang multimedia ini terus berlanjut hingga saat ini. Di mana Aswaja.net diberikan kepercayaan sebagai koordinator multimedia majelis untuk wilayah Kalimantan.

Pada tahun 2015, 2018, dan 2019, dalam rangka kegiatan Rihlah Habib Umar bin Hafidz di Indonesia, Majelis al-Muwasholah Indonesia memberikan tugas kepada Aswaja.net untuk melakukan peliputan dan penyiaran seluruh kegiatan di beberapa kota wilayah Kalimantan, seperti Banjarmasin, Batulicin, Samarinda, dan Palangkaraya.

Aswaja.net juga bekerja sama dengan berbagai media lain, seperti Nabawi TV, Al Wafa TV, dan lainnya sebagai media resmi Habib Umar bin Hafidz.

KH.Ahmad Zuhdiannoor

Kelahiran

KH. Ahmad Zuhdiannor atau yang lebih dikenal dengan panggilan Guru Zuhdi atau Abah Haji, merupakan ulama besar yang berdakwah di Kalimantan Selatan. Beliau lahir di Alabio, 10 Februari 1972 M atau bertepatan dengan 12 Dzulhijjah 1391 H. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Muhammad bin Jafri dan Zahidah binti KH. Asli. Ayah beliau merupakan ulama yang cukup terkenal di Banjarmasin. Sementara itu kakek beliau, KH. Asli, merupakan ulama yang berdakwah di Alabio, Hulu Sungai Utara.

Pendidikan

KH. Ahmad Zuhdiannor memulai pendidikannya dengan berguru kepada ayahnya. Setelah selesai menuntut ilmu kepada sang ayah, beliau pun melanjutkan pendidikan formal di Sekolah Rakyat (SR). Setelah itu, beliau kembali melanjutkan dengan belajar di Pondok Pesantren Al-Falah, Banjarbaru.

Ketika menuntut ilmu di pondok tersebut, beliau sering sakit-sakitan hingga akhirnya memilih untuk berhenti dan melanjutkan untuk belajar kepada sang kakek, KH. Asli. Bidang ilmu yang beliau pelajari di sana yaitu Ilmu Tajwid, Fiqh, Tashrif, Tauhid, dan Tasawuf.

Setelah sang kakek wafat, beliau kembali melanjutkan menuntut ilmu kepada Mu’allim Syukur di Teluk Tiram, Banjarmasin. Di sana beliau belajar Tasawuf, Fiqh, Ushul Fiqh, dan Arudh. Setelah Mu’allim Syukur wafat, beliau meneruskan lagi belajarnya kepada KH. Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul).

Perjalanan Dakwah

KH. Ahmad Zuhdiannor pernah mengajar selama kurang lebih dua tahun di Pondok Pesantren Al-Falah, Banjarbaru. Beliau membuka perjalanan dakwahnya dengan membuka pengajian di Masjid Jami’, Sungai Jingah, Banjarmasin. Beliau juga membuka beberapa pengajian di beberapa tempat lainnya, seperti di Teluk Dalam, Langgar Darul Iman, Sungai Andai, Kota Citra Graha, dan pengajian di Masjid Sabilal Muhtadin.

Beliau sering mengajarkan tentang Tauhid dan Tasawuf kepada jamaahnya. Beliau juga selalu menekankan kepada jamaah akan pentingnya membersihkan hati. Beliau merupakan ulama yang konsisten pada jalur agama dan tidak terjun ke dunia politik.

Wafat

KH. Ahmad Zuhdiannor tutup usia di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2020, sekitar pukul 06.43 WIB, pada usia ke 48 tahun, setelah sebelumnya menjalani perawatan selama dua hari di Rumah Sakit Medistra Jakarta. Beliau didiagnosa menderita kanker paru-paru dengan diagnosis diferensial kanker kelenjar getah bening. Jenazah beliau pun langsung diterbangkan ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada hari itu juga.

KH. Ahmad Zuhdiannor dan Aswaja.net

Di penghujung tahun 2016, Aswaja Network (Aswaja.net) mulai melakukan uji coba penyiaran pengajian yang dipimpin oleh KH. Ahmad Zuhdiannor. Uji coba dimulai dari pengajian rutin di Masjid Jami’.

Pada bulan Februari 2017, KH. Ahmad Zuhdiannor memberikan izin khusus kepada Aswaja.net untuk menyiarkan seluruh pengajian rutin yang beliau pimpin, bekerja sama dengan Yayasan Majta.

Beliau juga sebagai pendorong Aswaja.net untuk membuat sebuah aplikasi di smartphone yang kemudian diberi nama Aswaja Live. Aplikasi inilah yang kemudian berkembang menjadi wadah bagi komunitas para admin multimedia majelis se-Kalimantan.

Pada tahun 2018, berbekal arahan dari beliau dibentuklah Yayasan Aswaja Net yang bergerak di bidang keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan. Khususnya terkait dengan penyiaran kegiatan keagamaan, pelatihan multimedia, dan menyediakan sarana serta prasarana dakwah khususnya melalui media internet.